September 2009 adalah bulan yang beruntung bagiku. Kenapa tidak ? di bulan itu saya mengenal satu jenis makanan aneh namun sedapnya luar biasa..ekstrim kuliner kata orang.
Berawal dari tugas mendampingi masyarakat di kampong Tofoi – Papua, saya belajar dengan masyarakatnya dengan terlibat aktif dalam setiap aktifitas mereka termasuk mencari Tambelo. Awalnya saya ga tau benda apa itu. Namun setelah turun lumpur rawa rawa dengan naik turun akar mangi-mangi saya pun mengenalnya. Perasaan pertama ketika melihatnya adalah jijik…warnahnya putih ada kepala sebesar kelereng dengan dua gigi yang memanjang kedepan.. kalau dilihat sekilas bentuknya seperti ari-ari manusia.
Beberapakali ditawarkan untuk mencicipinya, saya menolak. Mache-mache dan anak-anak begitu antusias dengan tanbelo. Tiapkali belahan kayu terbela hakibat hantaman kapak, mereka lansung berebut mencari tambelo dan memakannya dengan lahap. Ada yang makan begitu saja dan ada pula yang mencampurnya dengan jeruk nipis dan cabai.
Melihat kelakuan mereka, saya menjadi penasaran mencicipinya. Perlahan saya mengambil satu, saya bersihkan dengan gigi tambelo dan masukuan kedalam mulut saya… terdiam sejenak untuk menahan jijiknya tambelo..kemudian saya mengunyahnya pelan-pelan dan mulai merasakan getaran rasa tambelo.. wau.. rasanya manis dan asin dikit, berbau lumpur sih tapi eunaakkkkkknya bukan main… tidak Cuma satu yang kumakan tapi setengah ember…he..he……
Dari literature yang say baca tambelo merupakan jenis molusca yang memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Terkadang masyarakat papua menggunakan untuk meningkatkan stamina para kaum hawa. Biar lebih jantan katanya…sempat saya bepikir bisa ga ya kalau tambelo dibuat krupuk dan dipasarkan dimana2..? ga tauh ah..ngelantur aja ceritanya..he..he,…
TES
BalasHapus